Teknologi Untuk Pengetahuan
Saat ini orang sangat sering mendapatkan informasi-informasi
dari media
elektronik yang beragam, namun ada beberapa sebagian orang yang
masih belum
faham menggunakan teknologi masa kini untuk mencari informasi
tersebut, bahkan
sebagian kalangan tersebut tidak ingin tahu atau tidak penting
bagi mereka. Menyadari
bahwa Teknologi informasi dan Komunikasi layak untuk
diketahui oleh masyarakat
umum dan tidak mengenal si kaya dan si miskin untuk
dapat mengaksesnya serta
setiap masyarakat seharusnya mendapatkan haknya dalam
mendapatkan fasilitas teknologi
informasi yang berkembang secara dinamis agar
bangsa kita tidak miskin dalam
pengetahuan yang saat ini sedang menjadi trend
dunia.
Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang
sesuatu hal atau fenomena, baik yang
menyangkut alam atau sosial (kehidupan
masyarakat) yang diperoleh manusia melalui proses
berfikir. Artinya bahwa
setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi
objek kajian dari
ilmu terkait.
Alam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan inderawi.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan
pengalaman inderawi dikenal
sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan
aposteriori. Pengetahuan ini bisa
didapatkan dengan melakukan pengamatan dan
observasi yang dilakukan secara
empiris dan rasional. Pengetahuan empiris
tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang
dapat melukiskan dan menggambarkan segala
ciri, sifat, dan gejala yang ada pada
objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga
bisa didapatkan melalui
pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya,
seseorang yang
sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan
mendapatkan
pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan
yang didapatkan melalui akal budi
yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan
yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Ilmu pengetahuan adalah suatu
proses pemikiran dan
analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya
dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan
percobaan yang transparan dan objektif.
Ilmu pengetahuan mempunyai
spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang
sifatnya supermakro, makro
dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu:
fisika, kimia,
kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga
komponen penyangga tubuh pengetahuan
yang disusunnya yaitu ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah
merupakan cara bagaimana
materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh
ilmu pengetahuan.
Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan,
sehingga
jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelahannya atau dengan
kata lain
ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen
aksiologis
adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku
secara akademis
dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan
teknologi sebagai
suatu seni (state of arts) yang mengandung pengertian berhubungan
dengan proses
produksi menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal,
tenaga
kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
secara
konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara
luas juga
meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the
social technology
of development) sehingga teknologi itu adalah merode
sistematis untuk mencapai tujuan
insani.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat
sebagai hal impersonal
dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan
manusia menjadi lingkup
teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul the
technological society (1964) tidak
mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun
artinya sama. Menurut Ellul istilah
teknik digunakan tidak hanya untuk mesin,
teknologi atau prosedur untuk memperoleh
hasilnya, melainkan totalitas metode
yang dicapai secara rasional dan mempunyai
efisiensi (untuk memberikan tingkat
perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia.
Jadi teknologi menurut
Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk
memperoleh hasil yang
distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya. Ilmu pengetahuan
dan teknologi
merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak
dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem
lain
dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila
pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok
seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang
diperlukan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai
yang dimiliki. Dalam hal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah.
Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok
yang menentukan, melainkan bagaimana
posisi pendapatannya ditengah-tengah
masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara
manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan
apakah benilai gizi cukup dengan
nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat
umur, jenis kelamin, sifat
pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kemiskinan buatan yang relevan dalam hal ini adalah
kemiskinan buatan, buatan
manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan
struktural. Itulah kemiskinan yang
timbul oleh dan dari struktur-struktur
buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial
maupun cultural. Selain
disebabkan oleh hal-hal tersebut juga dimanfaatkan oleh
sikap penenangan, memandang kemiskinan sebagai nasib malahan sebagai takdir Tuhan.
sikap penenangan, memandang kemiskinan sebagai nasib malahan sebagai takdir Tuhan.
Kemiskinan menjadi suatu
kebudayaan atau subkultur yang mempunya struktur dan
way of life yang telah
turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan
(yang membudaya) itu
disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial
secara fundamental, seperti
transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan
teknologi yang cepat,
kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama
radikal dan
meluasnya.
Ilmu pengetahuan Teknologi merupakan suatu ilmu yang
harus di dapatkan oleh
semua orang, karena Teknologi bersifat dinamis yang
setiap saat selalu update, jika
masyarakat kurang akan pengetahuan dan
teknologinya maka akan tertinggal dari
misalnya fasilitas fasilitas baru yang
menggunakan Teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar