Sisi Luar Sisi Dalam Masyarakat Desa dan Kota
Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan
di kota karena
di desa masyarakatnya yang paguyuban dan kehidupannya juga masih
sangat sederhana serta belum mengenal teknologi modern, sedangkan
masyarakat
perkotaan kehidupannya individual dan telah mengikuti perkembangan
zaman dengan
mengetahui adanya teknologi yang canggih dan menciptakan suatu
inovasi
teknologi canggih. Sebenarnya masyarakat perkotaan itu cenderung
berasal dari
desa karena di desa tidak banyak memiliki lowongan pekerjaan,
sehingga
masyarakat desa banyak yang melakukan urbanisasi. Tujuan masyarakat
pedesaan
dan perkotaan itu sama yaitu sama-sama mencari mata pencaharian
untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hanya saja cara mencari nafkahnya
yang berbeda, orang-orang
pedesaan mencari mata pencahariaanya dengan
bertani di sawah ataupun mempunyai
penangkaran ikan, sedangkan orang-orang
perkotaan mereka mencari mata
pencahariaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dengan cara bekerja di sebuah
perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada
di perkotaan dan cara
kerjanya pun telah menggunakan tenaga mesin yang canggih.
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan
dalam hidup bersama
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam
arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu,
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Masyarakat
merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, dan mempunyai kebudayaan
sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan
manusia tersebut.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota
lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan. Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain
(Individualisme). Jalan kehidupan yang
cepat dikota-kota mengakibatkan
pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga
pembagian waktu yang teliti
sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan
seorang individu. Perubahan-perubahan
tampak nyata dikota-kota sebab kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas
yang terpisah satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara
keduanya terdapat hubungan
yang erat, bersifat ketergantungan karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan-bahan
pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan. Desa
juga merupakan sumber
tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota,
misalnya saja buruh bangunan
dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya
atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja-pekerja musiman.
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di
sawah. Bila pekerjaan di bidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu
masa panen mereka merantau
ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja
yang tersedia.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola
kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik. Semua ini akan dicerminkan
dalam komponen–komponen
yang memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan
kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan
pertumbuhan kota tersebut.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi
sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat
masyarakat pedesaan
masih kaku, tetapi tidak melanggar hukum adat dan
kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah
masyarakat pendukung seperti
sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan,
sebagai PRT atau pekerjaan yang
biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas
dari itu masyarakat pedesaan
banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar
dari hakikat itu. Sistem budaya
petani Indonesia biasanya bersifat bagi hasil
antara pemilik lahan dan penggarap,
tapi banyak juga para petani berbagi lahan
atau wilayah yang dimiliki bersama dalam
satu aliran pengairan, tapi sistem
bagi hasil adalah sistem paling banyak dianut petani
Indonesia.
Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap
kehidupan adalah hal yang buruk
dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku
prihatin dan berusaha dan ikhtiar. Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja untuk
hidup dan kadang-kadang mencapai
kedudukan. Mereka beorientasi pada masa
sekarang, kurang mempedulikan
masa depan. Mereka menanggapi alam tidak
menakutkan, bila ada bencana hanya
merupakan sesuatu yang wajib diterima.
Mereka cukup menyesuaikan diri dengan
alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
Untuk menghadapi alam mereka
cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa
dalam hidup pada
hakikatnya tergantung pada sesama.
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah
masyarakat pedesaan, pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa
sifat-sifat masyarakat perkotaan,
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat
pedesaannya. Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana
cara mereka mengambil sikap
dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan. Karakteristik
umum
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada
kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan serta teknologi informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah
tidak
berlaku. Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan
menjunjung
tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta
yang paling menarik
adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat
pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan,
masyarakat pedesaan
lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan
pribadi
atau individu. Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang
mendiami suatu
wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang
sama terhadap
adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan,
seperti
gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata
pencaharian
dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal
teknologi
canggih yang telah ada di zaman modern.
Masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan
penduduk yang bertempat
tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan
kesenian, ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata
pencahariannya rata-rata menggunakan
tekhnologi yang canggih, seperti
menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.
Masyarakat kota yang modern
dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih,
alangkah baiknya jika
memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada
penyalahgunaan seperti
penyalahgunaan pada internet sehingga banyak terjadi
suatu kejadian yang tidak
diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar