Rabu, 30 Desember 2015

Tema: Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan



Sisi Luar Sisi Dalam Masyarakat Desa dan Kota



     Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan di kota karena 
di desa masyarakatnya yang paguyuban dan kehidupannya juga masih 
sangat sederhana serta belum mengenal teknologi modern, sedangkan 
masyarakat perkotaan kehidupannya individual dan telah mengikuti perkembangan 
zaman dengan mengetahui adanya teknologi yang canggih dan menciptakan suatu
inovasi teknologi canggih. Sebenarnya masyarakat perkotaan itu cenderung 
berasal dari desa karena di desa tidak banyak memiliki lowongan pekerjaan, 
sehingga masyarakat desa banyak yang melakukan urbanisasi. Tujuan masyarakat 
pedesaan dan perkotaan itu sama yaitu sama-sama mencari mata pencaharian 
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hanya saja cara mencari nafkahnya 
yang berbeda, orang-orang pedesaan mencari mata pencahariaanya dengan 
bertani di sawah ataupun mempunyai penangkaran ikan, sedangkan orang-orang 
perkotaan mereka mencari mata pencahariaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga 
dengan cara bekerja di sebuah perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada 
di perkotaan dan cara kerjanya pun telah menggunakan tenaga mesin yang canggih.

     Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama 
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit 
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, 
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Masyarakat merupakan kumpulan 
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, 
tinggal di suatu wilayah tertentu, dan mempunyai kebudayaan sama serta melakukan 
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut. 

     Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota 
lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda 
dengan masyarakat pedesaan. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya 
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (Individualisme). Jalan kehidupan yang 
cepat dikota-kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga 
pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan 
seorang individu. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota sebab kota-kota 
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. 

     Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah satu 
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan 
yang erat, bersifat ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota 
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan 
pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber 
tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan 
dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya 
atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. 
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau 
ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. 

     Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, 
kebudayaan dan politik. Semua ini akan dicerminkan dalam komponen–komponen 
yang memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota 
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. 
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya 
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan 
masih kaku, tetapi tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat 
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.

     Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti 
sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang 
biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan 
banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu. Sistem budaya 
petani Indonesia biasanya bersifat bagi hasil antara pemilik lahan dan penggarap,
tapi banyak juga para petani berbagi lahan atau wilayah yang dimiliki bersama dalam 
satu aliran pengairan, tapi sistem bagi hasil adalah sistem paling banyak dianut petani 
Indonesia.

     Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk 
dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar. Mereka 
beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai 
kedudukan. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan 
masa depan. Mereka menanggapi alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya
merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan 
alam dan kurang usaha untuk menguasainya. Untuk menghadapi alam mereka 
cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada 
hakikatnya tergantung pada sesama.

     Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, pada 
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, 
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya. Perbedaan masyarakat 
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap 
dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan. Karakteristik umum 
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup 
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada 
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan 
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan 
kebudayaan serta teknologi informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak 
berlaku. Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung 
tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik 
adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.

     Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan 
lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi 
atau individu. Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu 
wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap 
adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti 
gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian 
dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal teknologi 
canggih yang telah ada di zaman modern.

     Masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat 
tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan 
dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan
 tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain. 
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, 
alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada 
penyalahgunaan seperti penyalahgunaan pada internet sehingga banyak terjadi 
suatu kejadian yang tidak diinginkan. 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar