Pertentangan yg Menodai Integrasi Sosial
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian
di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
masyarakat
beradaptasi dan bersikap konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
beradaptasi dan bersikap konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Suatu integrasi sosial diperlukan agar masyarakat
tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik
yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma
yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma
struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi atas dua
landasan. Suatu masyarakat
senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus
(kesepakatan) diantara
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat
fundamental (mendasar). Masyarakat terintegrasi
karena berbagai anggota masyarakat
sekaligus menjadi anggota dari berbagai
kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap
konflik yang terjadi di
antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan
segera dinetralkan
oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota
masyarakat
terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat
bahwa
masyarakat terintegtrasi atas paksaan karena adanya saling ketergantungan
diantara
berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar
masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai,
norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Tidak ada satupun masyarakat yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik
di latar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri
yang di bawa oleh individu dalam
suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawanya ciri-ciri individual dalam
interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik
dilatarbelakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatuinteraksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawanya
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik bertentangan
dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Individu bertingkah laku karena adanya dorongan
untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini bersifat esensial bagi
kelangsungan kehidupan individu itu sendiri.
Jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan
sebaliknya bila gagal akan
menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah
laku, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam
masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan
dari kepentingan tersebut. Oleh karena
itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada
dua orang yang sama persis dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun
rohaninya. Dengan itu, maka akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu,
seperti:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih
sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan
yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi
dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan
didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman
dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan
diri.
Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu
ideologi mewujudkan idealisme
yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan
suatu
konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan
pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan
terjadinya
konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase.
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan perkembangan
integrasi masyarakat.
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang
memilikinya. Melalui proses
belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat
sikap cenderung membeda-bedakan
dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka.
Apabila individu mempunyai prasangka
dan biasanya bersifat diskriminatif
terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai
dengan agresivitas dan
rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba
mendiskiminasikan
pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan
sifat
Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka
adalah sifat negative terhadap
sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai
akumulasi materi tertentu atau
untuk status sosial bagi suatu individu atau
suatu. Seorang yang berprasangka
rasis biasanya bertindak diskriminasi terhadap
rasa yang diprasangka. Oleh karena
itu, jangan pernah berprasangka buruk
terhadap orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar