Rabu, 30 Desember 2015

Tema: Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat





Pertentangan yg Menodai Integrasi Sosial


     Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur 
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai 
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik masyarakat
beradaptasi dan bersikap konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, 
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. 

     Suatu integrasi sosial diperlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun 
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik
yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma 
struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi atas dua landasan. Suatu masyarakat 
senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) diantara 
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat 
fundamental (mendasar). Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat
sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap 
konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan 
segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota 
masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat 
bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan karena adanya saling ketergantungan 
diantara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar 
masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, 
norma-norma, dan pranata-pranata sosial. 

     Tidak ada satupun masyarakat yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya 
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan 
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik di latar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri 
yang di bawa oleh individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut 
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, 
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawanya ciri-ciri individual dalam 
interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan 
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya 
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan 
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. 

     Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar 
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi 
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi. 
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, 
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawanya 
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam 
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
 antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan 
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan 
dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. 
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang 
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

     Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. 
Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. 
Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan 
sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.

     Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan 
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan 
dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada 
dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun 
rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, 
seperti:

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme 
yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik.  Hal mendasar yang dapat menimbulkan 
suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan 
pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya 
konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase.

     Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan perkembangan integrasi masyarakat. 
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses 
belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan 
dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka 
dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai 
dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba 
mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan 
sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

     Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap 
sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau 
untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka 
rasis biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka. Oleh karena 
itu, jangan pernah berprasangka buruk terhadap orang lain.






 

 
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar