Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Ada 19,4 juta penduduk Indonesia yang masih
menderita kelaparan
setiap hari. Jumlah ini adalah sepertiga dari 60 juta orang
yang
tercatat masih menderita kelaparan di Asia Tenggara. FAO mencatat,
negara-negara Asia Tenggara membuat kemajuan luar biasa untuk
mengurangi
kelaparan. Selama 25 tahun, jumlah penduduk yang
kelaparan berkurang
setengahnya.
Secara global, pencapaian ini merupakan kemajuan
paling
menakjubkan untuk mengurangi kelaparan di dunia yang disepakati
pada World Food Summit 1996 dan Millennium Development Goals
(MDG) – 1. Sementara di Indonesia, menurut Smulders, pertumbuhan
ekonomi yang cepat dan kebijakan yang tepat di sektor pangan dan
pertanian membantu dalam mencapai target pengurangan kelaparan
MDG – 1.
menakjubkan untuk mengurangi kelaparan di dunia yang disepakati
pada World Food Summit 1996 dan Millennium Development Goals
(MDG) – 1. Sementara di Indonesia, menurut Smulders, pertumbuhan
ekonomi yang cepat dan kebijakan yang tepat di sektor pangan dan
pertanian membantu dalam mencapai target pengurangan kelaparan
MDG – 1.
Persentase penduduk Indonesia yang menderita
kelaparan turun
dari 19,7 persen pada tahun 1990-1992 menjadi 7,6 persen pada
tahun 2014-16. Meski berhasil meningkatkan ketersediaan pangan
sumber energi,
Indonesia membuat kemajuan yang lambat dalam
mengurangi jumlah penduduk yang
kekurangan gizi khususnya
balita.
Data terkini (2013) memperkirakan, pertumbuhan 37
persen balita
di Indonesia terhambat. Hal ini menunjukkan masih banyak penduduk
yang tidak memiliki akses atas pangan yang bergizi dan beragam.
Perwakilan
World Food Programme di Indonesia, Anthea Webb
mengapresiasi langkah Indonesia
yang disebutnya berhasil dalam
mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan.
FAO mencatat, Indonesia sudah melakukan berbagai
upaya untuk
mendukung ketahanan pangan dan gizi. Undang-Undang Pangan
No. 18
Tahun 2013 menyatakan, memperoleh makanan yang cukup
adalah hak asasi menusia. Undang-undang
itu juga menyebut,
negara wajib memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman
dan gizi yang seimbang untuk semua orang dengan harga terjangkau.
Sebenarnya, tantangan yang dihadapi Indonesia dan
Asia Tenggara
tidak hanya memproduksi pangan lebih banyak dari lahan yang
semakin terbatas, tetapi juga bagaimana memastikan semua orang
mendapatkan
akses yang lebih besar atas pangan sambil menghadapi
berbagai ancaman seperti
perubahan iklim dalam berinvestasi di
pedesaan.
Manajer Program International Fund for Agriculture
Development
(IFAD) Ronald Hartman menyatakan hampir separuh jumlah penduduk
Indonesia tinggal di pedesaan. Pertanian dan perikanan menjadi
mata pencaharian
utama mereka. Oleh karena itu, Indonesia bisa
mendorong investasi di pedesaan
untuk meningkatkan produktivitas
masyarakat.
Sumber:
http://hizbut-tahrir.or.id/2015/06/01/194-juta-penduduk-indonesia-masih-kelaparan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar